CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS

Jumat, 01 Mei 2009

Siapa Cawapres SBY ?

Jakarta - Siapa yang bakal mendampingi SBY ke Pilpres 2009 hingga kini masih mesteri. Banyak parpol yang mengajukan sosok untuk menjadi cawapres. Ada Hidayat Nur Wahid, Muhaimin Iskandar, Hatta Rajasa, dan lainnya. Siapa yang paling pas?

Pengamat politik dari Universitas Paramadhina Bima Arya Sugiarto menyatakan masih sulit memprediksi cawapres bagi SBY karena koalisi antarpartai belum bisa diselesaikan.

Jika SBY dan Partai Demokrat tidak menggandeng Partai Golkar dalam koalisinya, maka figur yang mungkin mendampingi SBY adalah tokoh partai dari PKS, seperti Hidayat Nurwahid dan Tifatul Sembiring.

Tokoh lain yang berpeluang adalah Muhaimin Iskandar atau Lukman Edy dari PKB, sedangkan tokoh dari PAN yang berpeluang adalah Soetrisno Bachir dan Hatta Rajasa.

Menurut dia, SBY akan memilih cawapres berdasarkan lima kriteria dan mempertimbangkan tiga hal, seperti track record politik, keparlemenan dan kepartaian.

"Jika kita lihat, Hidayat hanya memiliki pengalaman partai dan parlemen, sementara Tifatul hanya di partai. Sedangkan kalau melihat Muhaimin dan Lukman Edy, saya rasa kurang ada chemistry," kata Bima Arya di Jakarta, Selasa (28/4). Begitu juga dengan Soetrinso Bachir yang hanya memiliki pengalaman kepartaian.

"Kalau menurut saya yang paling pantas dari nama-nama itu adalah Hatta Rajasa karena memiliki track record politik, parlemen dan kepartaian," kata Bima Arya.

Bima menilai, Hatta merupakan politisi yang memiliki pengalaman di birokrat karena dua kali menjadi menteri.

"Hatta juga memiliki pengalaman sebagai ketua fraksi di DPR, paling tidak bisa berguna demi menghadapi kuatnya oposisi di parlemen," paparnya.

Jika SBY memilih Muhaimin atau Lukman Edy, menurut dia, hal itu lebih untuk mementingkan keamanan pemerintahan karena kedua tokoh PKB ini tidak akan bermanuver yang dapat mengganggu hubungan presiden dengan wapres.

Menurut Bima, dengan kondisi seperti ini, lebih baik SBY cepat menentukan cawapresnya. Hal ini untuk mencegah agar tidak ada spekulasi atau tuduhan memecah belah partai lain yang akhir-akhir ini ditujukan padanya.

Jika terus dibiarkan seperti ini maka tudingan itu bisa dianggap benar dan kondisi akan berbalik menghantam SBY. Masyarakat bisa memandang benar ada yang memainkan tokoh-tokoh politik itu.

Menurut dia, tidak ada salahnya SBY segera menajamkan 5 kriteria yang telah disampaikan beberapa waktu lalu. Penegasan kembali kriteria tesebut akan membuat daftar calon menjadi mengerucut sehingga spekulasi bursa cawapres dapat mereda.

"Dari 5 kiriteria itu harus ditajamkan dan setiap cawapres juga harus menyadari bahwa sebenarnya ada satu kriteria yang juga sangat penting, yang menurut saya, memang tidak disebutkan SBY namun sudah menjadi konsensus partai politik, yaitu kriteria Jawa-non Jawa. Ini harus disadari dan masing-masing cawapres, yang bukan Jawa, juga harus bisa menerima hal ini," ujarnya. [*/ana)

0 komentar: